gbr

Selasa, 14 Maret 2017

On 00.49 by Aceh Tenggara in    No comments
Teks Foto :
1.       Foto,Nurlela (32)pengusaha batu bata sedang membongkar batu bata yang sudah siap bakar(siap dipasarkan)dari dapur pembakaran agar,batu yang sudah kering di bakar lagi, foto dijepret Armen Toni.


Badar (WEB-Agara) : Sejumlah pengusaha batu bata di wilayah Desa Kumbang Jaya Kecamatan Badar, Kabupaten Aceh Tenggara mulai mengeluh, karena sepi dari pembeli sementara kebutuhan hidup sehari hari semakin meningkat.




Seperti yang dituturkan M Ali (60) seorang pengusaha batu bata kepada Web-Agara, baru-baru ini, mengaku kalau sehabis membakar, payah lakunya sekaligus  sekarang ini, dan hargapun hanya berkisar Rp.400 perbata dan itu harga dapur ungkap M.Ali.

Mungkin kalaupun ada laku hanya di beli oleh orang yang membangun rumah pribadi saja, atau karena belum musim proyek sebut M.Ali sembari memindahkan batu yang sudah kering di penjemuran ke dalam dapur pembakaran.

Meskipun payah lakunya, sementara upah kerja harus kita bayar, demikian juga halnya dengan kebutuhan membeli kayu dan pasir sudah terbilang mahal jelasnya sembari menyeka keringat di badannya.

Banyak yang harus kita persiapkan seperti upah  menyetak Rp.45 perbata,menyewa air untuk mengairi tanah yang di injak pakai kerbau agar tanah tersebut menjadi masak seperti tanah liat yang kemudian siap di cetak di meja percetakan sebesar Rp.30 ribu.

Menyewa Lampu listrik Rp.30 ribu permalam saat membakar batu bata,tergantung banyaknya jumlah yang di bakar,kadang sampai 2 hari 2 malam tutur M.Ali serius.

Upah membakar bata Rp.40 per batu,membeli pasir Rp.100 ribu per mobil angkutan pasir,dan membeli kayu bakar per eltor Rp.300 ribu, upah menyangkol tanah,ngerbau dan mengangkut ke meja percetakan sebesar Rp.100 ribu,kemudian untuk sewa kerbau sebesar Rp.50 ribu tuturnya pelan.

Kalau seperti ini memang terasa berat,disamping untuk memenuhi kebutuhan dan perlengkapan pembuatan batu bata, termasuk pebayaran upah kerja dan juga kebutuhan sehari hari yang terus meningkat,tapi mau bagaimana sudah ini profesi pungkas M.Ali

Hal senada juga di ungkapkan Nurlela (32) pengusaha batubata lainnya, yang mengaku memang saat ini agak sulit lakunya, dan harganyapun hanya berkisar Rp 400 per bata,semoga sebentar lagi ke depan ini semakin banyak pembeli ungkapnya penuh harap.

Menyangkut ongkos antar ke tempat yang membeli itu tergantung jauh dekat jaraknya,misal ke kota itu berkisar Rp.60-70 ribu pertrip dengan jumlah angkatan seribu batu bata sebut Nurlela mengakhiri(WS-02)

0 komentar: