Selasa, 24 Maret 2015
On 20.26 by Aceh Tenggara in Artikel No comments
Kunjungan
Presiden Joko Widodo selama dua hari di Aceh, 9-10 Maret, sepertinya
menjanjikan perbaikan perekonomian dan kesejahteraan bagi daerah di ujung
Sumatera itu.
Presiden
menaburkan janji di semua daerah kunjungan: mulai dari Sabang, Lhokseumawe,
sampai pedalaman Paya Bakong, sebuah kecamatan terpencil di Kabupaten Aceh
Utara. Rangkaian janji itu bisa jadi pengobat hati masyarakat Aceh untuk
memulai lembaran baru penuh cinta kepada Republik atau sebaliknya, menjadi bom
waktu yang menambah ketidakpercayaan Aceh kepada Jakarta yang hanya memberikan
janji, tetapi nihil realisasi.
Selama
ini, sudah banyak janji pemerintah pusat kepada Aceh. Sepertinya, Jokowi
mengikuti pola presiden terdahulu yang menebar banyak janji ketika berkunjung
ke Aceh. Segera setelah Jokowi pulang, terlihat masyarakat tidak terlalu
antusias dalam merespons daftar janji itu. Tampaknya masyarakat sudah belajar
dari pengalaman: pemimpin hanya bisa menabur janji, tetapi miskin dalam
realisasi.
Pertumbuhan Ekonomi
Hampir
semua janji Jokowi di Aceh masuk dalam kementerian perekonomian dan
perhubungan. Sejumlah bandara di Aceh dijanjikan akan diperpanjang landasannya
tahun ini. Bandara Sultan Iskandar Muda di Banda Aceh, Bandara Malikussaleh di
Aceh Utara, Rambele di Bener Meriah, Maimun Saleh di Sabang, dan sejumlah
bandara kecil lain yang selama ini secara reguler didarati pesawat.
Pelebaran
dan penambahan landasan bandara memang salah satu aspek penting untuk menunjang
tumbuhnya kegiatan perekonomian. Panjang Bandara Malikussaleh, misalnya, saat
ini 1.850 meter dan dijanjikan Jokowi akan diperpanjang tahun ini menjadi 2.400
meter agar bisa didarati pesawat berbadan lebar. Keberadaan bandara ini penting
untuk mempermudah akses barang dan jasa dengan beberapa daerah di wilayah utara
Aceh.
Janji
lainnya adalah membuka kembali PT Kertas Kraft Aceh (KKA), sebuah BUMN yang
bernilai historis karena Jokowi pernah bekerja sebagai konsultan kehutanan di
perusahaan tersebut. Di sektor pertanian, pemerintah pusat akan membangun
Bendungan Keureuto di Payang Bakong, Aceh Utara, senilai Rp 1,7 triliun.
Realisasi janji ini terlihat lebih optimistis karena sudah dialokasikan
anggarannya dalam APBN dan sudah ada pelaksananya.
Regasifikasi
di PT Perta Arun Gas termasuk salah satu proyek lain yang sedang berjalan
meskipun dalam hal ini agak mengecewakan karena pemerintahan sebelumnya
merencanakan pembangunan kilang BBM pasca berakhirnya operasional PT Arun NGL.
Selebihnya, ada juga janji membangun tol laut di Aceh yang sebelumnya tak
termasuk dalam agenda nasional. Padahal, pembangunan tol laut di Aceh juga
bernilai strategis karena letak sejumlah wilayah Aceh di Selat Malaka dan
berbatasan langsung dengan sejumlah negara.
Jika
sebagian saja dari janji itu terwujud, akan menimbulkan efek berganda untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi di Aceh, yang pada akhir 2014 tercatat 1,65
persen atau melambat dari tahun sebelumnya, 2,83 persen. Potensi pertumbuhan
ekonomi juga akan mengurangi jumlah pengangguran terbuka di Aceh yang menurut
laporan Badan Pusat Statistik, akhir tahun lalu, mencapai 6,75 persen.
Proaktif
Tebaran
janji ekonomi Jokowi di Aceh juga berdampak politis bagi peningkatan hubungan
Aceh dan pusat yang belakangan tidak lagi menjadi fokus setelah konflik
bersenjata berakhir, menyusul perjanjian damai Helsinki, 15 Agustus 2005. Maka,
momentum ini selayaknya digunakan untuk menjaga kesinambungan masa bulan madu
hubungan Aceh-Jakarta. Pemerintah pusat perlu menjaga kepercayaan masyarakat
Aceh dengan memenuhi semua janji yang sudah ditebarkan, baik selama kunjungan
maupun selama masa kampanye dulu.
Pemerintah
Aceh tidak bisa membiarkan momentum ini berlalu begitu saja. Pusat sudah
membuat ruang begitu besar bagi Aceh untuk terus berkembang seperti daerah
lainnya di Indonesia, melalui pembangunan sejumlah infrastruktur perhubungan,
pertanian, dan industri. Elite lokal harus proaktif menindaklanjuti semua janji
tersebut, apalagi terhadap proyek yang bukan lagi sekadar komitmen. Sikap
panas-panas tahi ayam selama ini tidak boleh dibiarkan.
Biasanya,
setelah presiden dan rombongan pulang, semuanya akan tergilas dengan rutinitas
sehingga membuang peluang yang sudah ada. Masih segar dalam ingatan janji
presiden sebelumnya untuk menghidupkan kembali pabrik pupuk PT ASEAN Aceh Fertilizer.
Nyatanya, sampai sekarang perusahaan itu masih menjadi besi tua. Sementara
operasional PT Pupuk Iskandar Muda juga masih "megap-megap" karena
sulitnya mendapatkan bahan baku gas.
Merawat
hubungan Aceh-Jakarta harus bersinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
Butuh napas panjang agar janji Jokowi di "Bumi Serambi Mekah" bisa
terealisasi. Elite di Aceh tidak boleh menunggu. Kini saatnya menjemput bola
agar kehidupan rakyat Aceh setelah konflik dan tsunami semakin baik.
Apridar
Penulis adalah Guru Besar Ekonomi dan Rektor Universitas Negeri Malikussaleh, Aceh. Tulisan ini pernah dimuat di Harian Kompas, Maret 2015.
Penulis adalah Guru Besar Ekonomi dan Rektor Universitas Negeri Malikussaleh, Aceh. Tulisan ini pernah dimuat di Harian Kompas, Maret 2015.
Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (AKSI PPK) Pemkab Aceh Tenggara Tahun 2015
Wilayah Kecamatan
Trending Topik
-
Badar (Web Agara) Dalam rangka memperinga ti Hari Kebangkitan Nasional Tahun 2016, DPD KNPI Aceh Wilayah Tengah, Tenggara melaksanakan ...
-
Lembah Alas atau Tanoh Alas adalah identifikasi dari Kabupaten Aceh Tenggara. Sebuah hikayat menyebutkan bahwa Tanah Alas dulunya adalah...
-
Foto spanduk besar bergambarkan Ade Komaruddin, yang didampingi Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tenggara, yang terpampang membentang di Jalan...
-
Meja siswi yang bolong - Armentoni Munthe Badar (Website Agara) Banyak siswa dan siswi SMP N 1 Badar saat ini, belajar dengan meja bol...
-
Kampung Pelajar, Babussalam (WEB-Agara) : Selama sepekan ke depan terhitung sejak kemarin 19 s/d 26 Mei 2016 ini, SMAN 1 Kutacane menggel...
-
Kepala UPTD Masjid Agung At Taqwa Kutacane, Syukri, Sag, MA, ketika diabadikan, foto dok by Riki Hamdani. Babussalam (WEB Agara) : Ketu...
-
Tahun 2016 hanya tinggal tujuh bulan lagi akan berakhir, berbagai persiapan guna menyongsong tahun politik, persisnya tahun Pemilukadasun...
-
Babussalam, WEB-Agara : Dari 16 jumlah seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Tenggara, hingga hari ini, Kamis (21/12), sejauh ini su...
-
Apel Bersama: Ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN) Kabupaten Aceh Tenggara, tengah mengikuti apel bersama, pada apel perdana mengawali tahu...
-
Kepala Sekolah SMPN 1 Kutacane, Drs M Samin AS, MM ketika diabadikan Website Aagara, foto dok by Riki Hamdani Kampung Pelajar, Ba...
Agara Channel
Alamat Kantor
Jalan Iskandar Muda No. 4 Babussalam
Email. kabupatenacehtenggara@gmail.com
Telp. 0629 – 21029 Fax. 0629 – 21030
Kutacane 24651
Email. kabupatenacehtenggara@gmail.com
Telp. 0629 – 21029 Fax. 0629 – 21030
Kutacane 24651
0 komentar:
Posting Komentar