gbr

Jumat, 13 Mei 2016

On 18.18 by Aceh Tenggara in    No comments
Mbarung, Babussalam (WEB-Agara) : Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlundungan Masyarakat Kabupaten Aceh Tenggara, pada Rabu (11/5), menggelar diskusi group tergabung dalam Forum Group Discusion (FGD) terkait upaya pencegahan segala bentuk Radikalisme agar terciptanya rasa aman dan tentram di tengah-tengah masyarakat Aceh Tenggara.

Pantauan WEB-Agara, acara yang bertempat di Aula PNPG Kutacane, Desa Mbarung, Kecamatan Babussalam, Kutacane itu, dihadiri sekitar 50 orang peserta diskusi kelompok, yang berasal dari berbagai kalangan dan elemen masyarakat Kutacane.

Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Tenggara, Drs Gani Suhud, MAP yang mewakili Bupati Aceh Tenggara, ketika membuka acara tersebut, mengatakan “ bahwa acara ini sangat bermanfaat sekali dilaksanakan guna menangkal sejak dini isu-isu negatif berbau SARA dan Radikalisme, ujarnya.

Apalagi, masyarakat Aceh Tenggara yang dikenal hiterogen kehidupannya, terdiri dari banyak suku yang ada di sini, tak ayal potensi perpecahan dan rentan kerusuhan sangat besar kemungkinan terjadi bila saja paham-paham dan isu perpecahan itu tidak kita antisipasi.

Padahal, sambung Gani Suhud, perbedaan itu seharusnya menjadi nilai yang sangat berharga yang harus kita jaga, diistilahkannya contohnya “Retak Gading Gajah” yang menjadi sangat mahal nilainya, begitu pula dengan perbedaan yang ada di daerah ini.

Untuk itu diharapkan melalui forum diskusi ini menghasilkan sebuah rumusan dan formulasi jitu soal mengatasi berbagai persoalan dan isu radikalisme di bumi metuah sepakat segenap Aceh Tenggara, katanya.

Sementara itu, Ketua Panitia Acara, Jamrin, SE, dalam laporannya, menjelaskan bahwa tujuan dari diskusi ini adanya komunikasi terbuka antara masyarakat guna duduk bersama membahas antisapasi masalah paham radikalisme, agar mewujudkan masyarakat yang aman dan tentram.(WA-03)

Teks Foto :
  1. Foto insert Sekda Agara, Drs Gani Suhud, MAP , (tengah) saat membuka acara diskusi pencegahan radikalisme di Agara, foto dok by Riki Kutacane.

0 komentar: